Minggu, 28 September 2014

UIN ALAUDDIN TERAKREDITASI B VERSI BAN-PT

UIN Online – Berdasarkan Keputusan BAN-PT Nomor 328/SK/BAN-PT/Akred/PT/VIII/2014, terhitung mulai 30 Agustus 2014, institusi UIN Alauddin terakreditasi B. Sehubungan dengan itu Sekretaris LPM, Zulfahmi Alwi, menitipkan pesan atas nama Lembaga Penjaminan Mutu UINAM yang dengan tulus ikhlas menghaturkan banyak terima kasih dan penghargaan yang setingginya kepada semua komponen kampus yang telah membantu proses reakreditasi UIN Alauddin, sejak persiapan hingga keluarnya Keputusan BAN-PT tersebut, baik bantuan secara langsung maupun tidak langsung. Mari kita jaga momentum ini secara berkelanjutan dengan terus menyumbangkan dan mendedikasikan sekecil apapun kemampuan yg kita miliki untuk melihat Rumah Besar UIN Alauddin yang lebih baik.
Terima kasih juga kepada tim asesor BAN-PT yang menvisitasi UINAM pada 13-15 Juli 2014 lalu, Prof. Dr. Abdul Hamid,M.S.(UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Prof. Dr. Ir. Ofyar Z. Tamin, M.Sc. (ITB Bandung), Prof. Dr. NovesarJamarun, M.S. (Universitas Andalas Sumatera Barat), dan Prof. Ir. Moses Laksono Singgih, M.Sc., Ph.D. (ITS Surabaya). Semoga dalam waktu yang tidak terlalu lama UINAM dapat diupayakan terakreditasi A karena potensinya ada, tinggal butuh sedikit lagi kerja dan kesungguhan. Zulfahmi Alwi juga menambahkan bahwa pada saat ini, UINAM sedang melakukan persiapan reakreditasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dari dua lembaga akreditasi internasonal untuk tiga tahun kedepan, yaitu Komite Akreditasi Nasional (KAN) dan United Kingdom Accreditation Service (UKAS) (Red-Zulfahmi Alwi)

Sabtu, 06 September 2014

PENDIDIKAN FISIKA MENERIMA MABA 110 ORANG ANGKATAN 2014

Dalam rangka menyambut Mahasiswa Baru (Maba) Tahun 2014-2015 Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin, samata-Gowa 1 - 3 September 2014. 
Rektor UIN Alauddin sangat apresiatif terhadap Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus setelah mengikuti proses yang cukup panjang, “Selamat datang dikampus peradaban UIN Alauddin semoga kalian benar-benar mampu menjadi Mahasiswa UIN melalui pencerdasan, pencerahan, dan prestasi.

Pada Orientasi Pengenalan Akademik Kampus (OPAK) di mulai pada 1 september 2014 di pihak Universitas di Auditorium Kampus 2 samata, kemudian dilanjutkan Opak tingkat Fakultas yang di bawah kendali pihak BEM fakultas dan pada hari terakhir 3 september 2014 di serahkan pada pihak Jurusan masing-masing untuk perkenalan jurusan baik managemen maupun sistem kredit perkuliahan kedepan.

Pendidikan fisika tahun 2014, menerima 110 orang yang terjaring dari 5 jalur masuk UIN alauddin Makassar yang nantinya terbagi atas 3 kelas. Kuota tahun ini sangat sedikit di bandingkan tahun lalu 2013 yang menerima 130 orang yang terbagi 4 kelas. Pembatasan kuota bertujuan untuk menjamin kualitas dan kuantitas pendidikan fisika ke depan dalam menghadapi tantangan dunia kerja. Kuantitas tidak perlu banyak asalkan kualitas tak di ragukan lagi  di dunia kerja nantinya.
Perkuliahan perdana pada tanggal 8 September 2014 dengan memakai seragam Hitam (celana)-putih (Baju) -Biru(Kerudung), yang bertujuan untuk memberikan identitas bahwa mahasiswa fisika memiliki ciri khas dengan Motto " Bersama, Bersama dan Terus Bersama" (Red_Anas)



Sabtu, 05 Juli 2014

Si Jenius FISIKA dari Tanah Batak : PANTUR SILABAN - Dari Snellius ke Einstein

(P. HASUDUNGAN SIRAIT & NABISUK NAIPOSPOS)

SEKALI peristiwa di awal dasawarsa lima puluhan. Seorang murid SMP di Sidikalang terpana pada keterangan guru ilmu alamnya. “Sinar yang masuk dari udara ke dalam air selalu dibelokkan.” Laki-laki remaja itu pun bertanya: mengapa? Tak ada jawaban memadai.
Hukum Snellius mengenai pembiasan itu merupakan pintu masuk bagi Pantur Silaban mencintai fisika. Karena tak ada jawaban jitu dari sang guru, ia pun bernazar akan menggeledah rahasia alam melalui studi fisika di kemudian hari.
Dalam perjalanan ruang-waktu, minat Pantur melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi setelah lulus SMA ikut pula bergerak. Selain mendalami fisika, ia berhasrat pula mempelajari teologi. Meninggalkan Sumatera selepas sekolah lanjutan atas, pria kelahiran Sidikalang, 11 November 1937 itu mampir di Jakarta membekali diri mengikuti ujian saringan masuk sekolah tinggi teologi. “Anehnya, saya sakit selama di Jakarta mempersiapkan diri masuk ke sana,” katanya. Perjalanan diteruskan ke Bandung. Tujuannya satu: kuliah fisika di ITB. Dia diterima di sana.
Waktu pilih Fisika, tak ada masalah dengan orangtua? “Ayah saya yang pedagang dan buta huruf hanya mengatakan, Kamu terserah pilih apa“. Kami hanya bisa membantu menyekolahkan. Saran saya ambil bidang yang kamu suka.’ Tak disuruh pilih yang menghasilkan uang sekian,” kata Pantur mengenai kebebasan yang ia peroleh dari ayahnya, Israel Silaban, memilih jurusan.
Orangtua Pantur, pasangan Israel Silaban dan Regina br. Lumbantoruan, adalah pedagang yang berhasil. Pendek cerita, keluarga ini tergolong berada di lingkungan Sidikalang dan sekitarnya.
Dalam tempo enam setengah tahun, waktu optimal pada zaman itu merampungkan kuliah tingkat sarjana, Pantur lulus pada tahun 1964 dan berhak menyandang gelar doktorandus dalam fisika. Ia langsung diterima sebagai anggota staf pengajar Fisika ITB.
Selama kuliah kecenderungannya pada bidang tertentu dalam fisika mulai terbentuk. Pantur amat menggandrungi matematika murni dan mata kuliah yang tergolong dalam kelompok fisika teori, seperti mekanika klasik lanjut, teori medan elektromagnetik, mekanika kuantum, dan teori relativitas Einstein. Maka, ketika datang kesempatan studi lanjut di Amerika Serikat pada tahun 1967, tujuannya sudah jelas. “I go there just for the General Relativity Theory, no other things,” katanya. “Itu yang ada di benak saya waktu itu.”
Siapakah fisikawan yang paling tepat menuntunnya belajar Relativitas Umum Einstein di tingkat doktor? Dan di perguruan tinggi manakah fisikawan-fisikawan itu bermarkas di Amerika Serikat?
Albert Einstein (1879-1955) pada saat itu sudah 12 tahun di alam baka. Tapi, semasa hidupnya ia salah satu pendiri sekolah –semacam fakultas—yang menjadi tempat khusus mempelajari teori gravitasi dan Relativitas Umum Einstein. Sekolah itu berada di bawah Universitas Syracuse, New York dan termasyhur sebagai pusat studi gravitasi dan Relativitas Unum yang pertama dan terkemuka di dunia, bahkan sampai saat ini. Di sana mengajar teman-teman dan murid-murid dekat Einstein, antara lain Peter Gabriel Bergmann. Dia fisikawan pertama yang menulis buku daras tentang Relativitas Umum Einstein.
Karya Bergmann itu, Introduction to the Theory of Relativity, mendapat tempat khusus di kalangan fisikawan teoretis dengan spesialisasi teori gravitasi atau Relativitas Umum. Selain dianggap sebagai salah satu buku babon tentang relativitas, kitab inilah satu-satunya tempat di mana Einstein pernah menulis kata pengantar. Pantur diterima di sekolah itu. Tentang pentingnya kedudukan sekolah gravitasi Universitas Syracuse itu, Dr. Clifford M. Will dari Universitas Washington di St. Louis seperti dikutip The New York Times (23 Oktober 2002) ketika menurunkan obituari atas Peter G. Bergmann menulis sebagai berikut: “Pada masa-masa akhir 1940an Syracuse adalah tempat yang tepat untuk bekerja dalam Relativitas Umum karena tak ada tempat lain di dunia yang melakukannya.”
Untung baginya sebab Bergmann bersedia menjadi ko-pembimbing untuk disertasinya. Dengan demikian, Pantur merupakan fisikawan Indonesia yang berguru langsung kepada murid dan kolega Einstein dalam Relativitas Umum. Ia merupakan satu dari 32 mahasiswa dari seluruh dunia yang mempelajari Relativitas Umum di Syracuse dengan Bergmann sebagai pembimbing atau ko-pembimbing dalam kurun tahun 1947-1982. Tak salah kalau orang menyebutnya sebagai cucu murid Einstein.
Adapun pembimbing utamanya lebih muda dari Bergmann, tapi juga raksasa dalam Relativitas Umum. Dialah Joshua N. Goldberg. Nama-nama itu terasa Yahudi. Universitas Syracuse memang didominasi oleh orang-orang Yahudi, baik dosen maupun mahasiswanya. Sekali waktu dalam sebuah kuliah, Pantur menggambarkan almamaternya itu dengan lelucon segar yang tentu saja didasarkan pada fakta: “Hanya ada dua jenis manusia yang diterima di Syracuse. Yang pertama Yahudi, yang kedua adalah orang pintar. You tahu, saya bukan Yahudi.”
Di Syracuse selain mendalami fisika teoretis, Pantur juga menyerap etos belajar dan etos kerja orang-orang Yahudi di sana. Meski inteligensi mereka relatif tinggi-tinggi, mahasiswa-mahasiswa Yahudi menghabiskan sebagian besar waktu mereka di luar kuliah untuk belajar, belajar, dan belajar. Demikian pula dosen-dosennya. Lampu kamar kerja dosen di sana masih benderang sampai pukul sembilan malam. Kerja keras semacam itu plus otak cemerlang barangkali yang menjelaskan betapa orang-orang berdarah Yahudi menempati jumlah terbanyak dalam daftar peraih Nobel Fisika.
Pantur menyerap pola belajar dan pola kerja seperti itu selama kuliah di sana. Tapi, sekali waktu Pantur ada keperluan pulang lebih lekas ke tempat tinggalnya. Tak enak baginya ketahuan pulang lebih awal. “Akhirnya saya terapkan kelihaian yang khas Indonesia,” katanya sambil tersenyum. “Saya biarkan lampu kamar kerja saya menyala, sementara saya pulang ke tempat tinggal saya.”
Tentu perbuatan ini tak berulang. Sebab bila terulang, niscaya Pantur akan kesulitan memenuhi ajakan Goldberg dan Bergmann ikut dalam upaya mendamaikan Teori Medan Kuantum dan Relativitas Umum demi menemukan Teori Kuantum Gravitasi, teori yang diimpikan semua fisikawan teoretis sedunia, yang memerlukan ketekunan bagi disertasinya. Berbulan-bulan menguantisasi Relativitas Umum supaya akur dengan Medan Kuantum; Pantur, Goldberg, dan Bergmann gagal membidani Teori Kuantum Gravitasi. Fisikawan-fisikawan di Institute for Advanced Studies di Princeton mengingatkan mereka bahwa proyek itu adalah pekerjaan kolektif dalam skala besar yang membutuhkan waktu 25 tahun.
Alih-alih berkeras mendapatkan kuantum gravitasi, akhirnya Pantur mengikuti saran Goldberg. Dengan saran itu, ia pun mengalihkan topik untuk disertasinya: mengamputasi prinsip Relativitas Umum dengan menggunakan Grup Poincare untuk menemukan kuantitas fisis yang kekal dalam radiasi gravitasi. Temuan ini mengukuhkan keberpihakannya kepada Dentuman Besar (Big Bang) sebagai model pembentukan Alam Semesta ketimbang model-model lain.
Pekerjaan itu selesai pada tahun 1971 dan mengukuhkan Pantur Silaban sebagai Ph.D. dengan disertasi berjudul Null Tetrad Formulation of the Equations of Motion in General Relativity. Garis-garis besar mengenai apa yang dicapai dalam disertasinya ini tercantum dalam Dissertation Abstracts International, Volume: 32-10, Seksi: B, halaman: 5963 .
Tiga tahun kemudian Joshua Goldberg—yang banyak menghasilkan risalah penting fisika yang dimuat di jurnal utama seperti Physical Review D, Journal of Mathematical Physics, Journal of Geom. Physics—merujuk pekerjaan Pantur ini dalam risalahnya, Conservation Equations and Equations of Motion in the Null Formalism, yang diterbitkan General Relativity and Gravitation, Volume 5, halaman 183-200. Karya lain yang menjadi rujukan dalam risalah ini adalah dari dua orang mahafisikawan dunia, Hermann Bondi dan Roger Penrose. Jadi, dapatlah ditebak tempat Pantur dalam Relativitas Umum.
Setahun setelah menyelesaikan disertasinya, Pantur kembali di Bandung pada tahun 1972 dan mengajar di Jurusan Fisika ITB. Orang pertama Indonesia yang mendapat doktor dalam Relativitas Umum itu adalah orang Sumatera pertama—tidak sekadar orang Batak pertama—yang mendapat Ph.D. dalam fisika. Sebuah risetnya setelah disertasi ini dimuat di Journal of General Relativity and Gravitation. Sekian makalahnya mengenai teori gravitasi dan fisika partikel elementer dimuat di berbagai prosidings dalam dan luar negeri. Ya, sebagai seorang fisikawan teoretis, Pantur juga menggumuli fisika partikel elementer.
Beberapa kali diundang sebagai pembicara di International Centre for Theoretical Physics (ICTP) yang didirikan fisikawan Pakistan pemenang Nobel Fisika, Abdus Salam, Pantur selalu mencermati indikasi akan keberhasilan ditemukannya Teori Kuantum Gravitasi. Katanya suatu kali dalam sebuah kolokium di Jurusan Fisika ITB, “Dengan menganggap partikel sebagai titik, upaya menguantumkan Relativitas Umum berhadapan dengan singularitas yang tak bisa dihilangkan.” Itu sebabnya ketika teori string—yakni teori fisika yang menganggap partikel sebagai seutas string, bukan titik sebagaimana diasumsikan sejak zaman Democritus (460-370 SM)—menghangat pada pertengahan 1980an hingga awal 1990an, Pantur menggumulinya dan bekerja untuk mendapatkan Teori Kuantum Gravitasi.
“Timbul pula masalah yang tak kalah besarnya,” katanya. “Kita berhadapan dengan perumusan grup simetri yang parameternya sampai 496. Waduh, payah ini.” Singkat kata, baik dengan memandang partikel terkecil sebagai titik maupun sebagai seutas tali (string), Teori Kuantum Gravitasi yang didamba-dambakan itu masih saja belum berhasil ditemukan. “Jadi, sebetulnya masih banyak proyek dalam fisika teori,” kata Pantur.
Peran sentral Pantur membangn komunitas fisika teori di Indonesia, yang antara lain beranggotakan fisikawan Hans Jacobus Wospakrik (almarhum) yang adalah muridnya semasa S-1, tidak diragukan lagi. “Sulit membayangkan kehadiran fisika teori di Indonesia tanpa Pak Silaban,” kata Triyanta, mantan ketua Departmen Fisika ITB, yang adalah muridnya dan menyelesaikan Ph.D. dari Universitas Tasmania, Australia dalam fisika teoretis.
Sebagai seorang dosen, Pantur adalah komunikator ulung. Ia hadir di kelas dengan membawa kapur saja sebab, “Setiap kali masuk kelas, seorang dosen harus siap dengan bahan yang akan ia ajarkan, sesulit apa pun kuliah yang ia berikan. Tapi, itu tidak menjamin bahwa setiap pertanyaan mahasiswa bisa kita jawab.” Selalu saja ada ilustrasi-ilustrasi yang mudah dikenang dalam kuliahnya untuk memudahkan mahasiswa menangkap konsep fisika yang rumit-rumit. Yang juga tak pernah ketinggalan dalam setiap kuliahnya adalah humor-humor yang segar dan tampaknya autentik. “Beberapa fisikawan di Maryland pernah menghitung temperatur surga dan neraka dengan menggunakan statistik Boltzman, Bose-Einstein, dan Fermi Dirac,” katanya dalam sebuah kuliah. “Ternyata suhu neraka sedikit lebih rendah daripada suhu surga. Itu sebabnya orang lebih banyak berbuat jahat karena neraka ternyata lebih sejuk.”
Karena referensi dalam bahasa Indonesia untuk fisika teori sangat minim, Pantur Silaban pada tahun 1979 menerbitkan buku daras Teori Grup dalam Fisika. Kemudian ia menerbitkan buku Tensor dan Simetri. Pertengahan 1980an, bekerja sama dengan Penerbit Erlangga, dia menerjemahkan banyak buku daras teknologi mesin, elektroteknik, dan matematika yang dipakai perguruan-perguruan tinggi terbaik dunia.
Pantur Silaban dikukuhkan sebagai guru besar ITB dalam fisika teoretis pada Januari 1995. Ia memasuki masa pensiun per 11 November 2002. Tapi, ketua Jurusan Fisika waktu itu, Pepen Arifin, mempertahankannya untuk terus mengajar. “Kalau Jurusan kekurangan ruang kerja, saya sediakan kamar saya untuk beliau,” kata Freddy P. Zen, ketua Kelompok Bidang Keahlian Fisika Teori ITB memperkuat tawaran Pepen Arifin.
Sebagai penghormatan kepada Pantur yang telah memasuki masa pensiun, murid-muridnya mengadakan Seminar Sehari A Tribute to Prof. P. Silaban pada 20 Februari 2003 di ruang kuliah bersejarah Jurusan Fisika ITB, Ruang 1201. Di sana hadir civitas academica dari Jurusan Fisika dan jurusan-jurusan lain di ITB yang mengenal Pantur dengan baik. Beberapa komentar yang terungkap dalam seminar itu antara lain berasal dari guru besar Matematika ITB, M. Ansjar, dan guru besar Fisika ITB, The Houw Liong.
“Bila suasana akademis di ITB dan Indonesia memadai, bukan tak mungkin Pak Silaban menghasilkan kontribusi yang sangat berarti dalam fisika,” kata M. Ansjar sebagaimana dibacakan Freddy P. Zen. “Yang selalu saya ingat dari Pak Silaban adalah pernyataannya bahwa segala sesuatu, termasuk ruang dan waktu, akan berakhir,” kata The Houw Liong. “Yang tidak berakhir adalah hukum alam.”
Rektor ITB ketika itu, Kusmayanto Kadiman, dan Ketua Departemen Fisika saat itu, Pepen Arifin, pada 30 Agutus 2004 mendaulat Pantur Silaban menggelar kuliah umum populer Umur Alam Semesta di sebuah ruang kuliah Fisika ITB. Seperti dilaporkan Kompas keesokan harinya, ceramah itu dihadiri sekitar 300 orang dari berbagai kalangan, termasuk mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Luhut Panjaitan, geologiman M.T. Zen, Presiden Direktur ESQ Ary Ginanjar Agustian, beberapa orang dari kalangan agamawan, dan beberapa guru SMA.
Dengan mendasarkan perhitungan umur Alam Semesta pada Teori Dentuman Besar, Pantur waktu itu dikutip Kompas mengatakan, “Alam masih miliaran tahun, silakan terus berinvestasi.” Rupanya laporan surat kabar itu menarik perhatian sebuah keluarga Batak. Tak lama sesudah itu, bertepatan dengan lepas sidi salah satu anaknya, Edward Nababan yang sehari-hari bekerja sebagai salah satu petinggi Perusahaan Jawatan Kereta Api mengundang Pantur Silaban menggelar ceramah fisika di rumahnya di bilangan Jatibening, Jakarta Timur.
Yang menarik, acara yang dimulai sore itu—sebab lepas sidi diadakan di Bandung, lalu keluarga ini langsung menuju Jakarta—diawali dengan ceramah fisika. Inti perayaan lepas sidi bagi putri keluarga Nababan itu adalah ceramah Pantur. Acara adat hanya penyerahan tudu-tudu sipanganon dan dengke, itu pun dilaksanakan setelah acara inti berakhir. Hadir antara lain mantan Eforus HKBP S.A.E. Nababan, aktivis organisasi nonpemerintah abang-beradik Indera Nababan dan Asmara Nababan, Panda Nababan, dan Hotasi Nababan yang sekarang presiden direktur PT Merpati Nusantara Airlines.
TATAP menjumpai fisikawan teoretis ini untuk sebuah wawancara pertengahan Januari lalu di ruang kerjanya di Fisika ITB yang masih seperti dulu: papan tulis penuh dengan relasi-relasi matematis fenomena alam. Suami dari Rugun br. Lumbantoruan, ayah dari empat putri ini—Anna, Ruth, Sarah, dan Mary— serta mertua dari tiga menantu dan kakek empat cucu ini rupanya baru saja kembali dari wisata ke Israel.
“Menantu saya yang orang Swiss itu yang membiayai perjalanan kami,” katanya sambil menjelaskan sedang mempersiapkan buku kuliah untuk beberapa perguruan tinggi di Australia yang tertarik dengan kuliah yang pernah ia berikan di Melbourne beberapa waktu lalu: teori medan kuantum yang diselusuri dari teori Newton. “Rupanya mereka tertarik dengan pendekatan saya ini,” katanya.
Bagaimana minat orang Batak menjadi fisikawan sekarang ini? Beberapa murid pintar SMA dari kalangan Batak rupanya pernah datang kepadanya ingin belajar serius fisika. “Penghalang mereka jutru orangtua mereka sendiri,” kata Pantur. “Kalau lulus, kamu mau makan apa. Paling jadi guru. Begitu ancaman orangtua mereka. Dari situ kelihatan, profesi guru dilecehkan, padahal yang menentukan maju-tidaknya sebuah bangsa adalah guru.”
Selama orang Batak masih kukuh dengan hamoraon dalam segitiga hasangapon, hamoraon, hagabeon, menurut Pantur Silaban, sulit mengharapkan orang Batak menonjol dalam ilmu-ilmu murni, seperti fisika dan biologi molekuler, dua bidang sains yang masing-masing merupakan primadona ilmu dalam abad 20 dan abad 21.
Menjelang kami berpisah, dalam sesi memotret, Pantur menganjurkan supaya dia dipotret bersama mobil Toyota-Corollla keluaran 1984 itu. “Ini mobil saya yang pertama dan terakhir, tidak akan pernah saya ganti,” kata Pantur seraya mengingatkan bahwa “Einstein selama hidupnya tidak pernah punya mobil.”*

Sumber : Majalah TATAP edisi V, Jan-Feb 2008

Minggu, 29 Juni 2014

PELATIHAN TOEFL MAHASISWAN PEND.FISIKA ANGKATAN 2011 UIN ALAUDDIN MAKASSAR


SAMATA, Pelatihan Toelf Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika UIN ALAUDDIN MAKASSAR yang dilaksanakan selama 2 hari yaitu 26 - 27 juni 2014. Kegiatan pertama diadakan pree Test(test awal) sebelum di berikan pelatihan  dan trik-trik menyelesaikan soal-soal Toefl. Selanjutnya diadakan pelatihan yang dibimbing langsung oleh KK.Isna dan Kk.Riskayadi yang merupakan alumni dari Amerika dan Belanda. Pelatihan ini berlangsung kondusif ditandai dengan Post Test setelah pelatihan.
"Kegiatan ini dilaksanakan oleh HMJ pendidikan Fisika yang di ikuti oleh seluruh mahasiswa semester VI yg bertujuan sbg tambahan skill di masa akan datang, dalam sambutan Muhammad Qadaffi (Kajur Pend.Fisika).
Test Toefl ini merupakan test yang wajib di ikuti oleh seluruh mahasiswa pendidikan fisika sebagai persyaratan Ujian Komprehensif yang minimum skor yang di dapat adalah 450 skor untuk mendapatkan surat keterangan Lulus Toefl dari Jurusan.
Jika mahasiswa tidak lulus test pertama, mahasiswa biasa mengikuti test selanjutnya sampai lulus yang akan diadakan setiap 2 bulan secara berkala.
(Red-Anas)

PETUNJUK PENULISAN JURNAL PENDIDIKAN FISIKA UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2014

PETUNJUK PENULISAN JURNAL PENDIDIKAN FISIKA
JUDUL SINGKAT, BERSIFAT INFORMATIF (TNR BOLD 14)
Nama Penulis, Tanpa Gelar (1), Penulis Lain Beda Alamat (2) (TNR 11 Bold)
(1) Alamat Lembaga Penulis, termasuk E-mail, sesuai dengan angka superscript
(2) Semua penulis dengan alamat sama, tanpa superscript(TNR 10)
Abstrak (TNR 10 Bold)
Abstrak terdiri dari satu alenia dan maksimal 150 kata, secara ringkas menguraikan, tujuan, metode, dan hasil/kesimpulan utama. Margin kiri dan kanan 30 mm. Format petunjuk penulisan ini sesuai dengan format baku Jurnal Pendidikan Fisika. ( TNR 10 Italic)
Kata kunci: maksimal 5 kata, tiap kata dipisahkan tanda “,”(TNR 10 Italic)


1. Panduan Umum (TNR 12 Bold)
Jurnal Pendidikan Fisika menerima karya keilmuan dalam bentuk artikel baik dari kalangan akademik, praktisi, maupun profesi dengan pokok bahasan lingkup system dan teknologi Pendidikan seperti diuraikan dalam visi dan missi. Karya ilmiah dapat berupa karangan asli hasil penelitian atau telaah ilmiah (bukan hasil penelitian). Bahasa yang dipergunakan adalah bahasa Indonesia baku untuk wacana keilmuan atau bahasa Inggris (TNR 12).
2. Naskah
Naskah ditulis menggunakan MS Word dengan huruf Time New Roman (TNR) pada kertas ukuran A4 (hard copy 1 eks dan CDR), 1 spasi, margin semua sisi  25 mm; 2 kolom dengan jarak antara 0,5 cm; serta mengacu format pada petunjuk penulisan ini. Mengirimkan naskah ke Redaksi Jurnal Pendidikan Fisika.
2.1. Isi Naskah
Naskah karya hasil penelitian meliputi: Pendahuluan, (berisi latar belakang masalah, maksud dan tujuan, tinjauan pustaka, serta manfaat penelitian); Metode Penelitian; Hasil dan Pembahasan, (berisi hasil penelitian dan pembahasan yang menunjukkan sikap penulis dan komparasi dengan hasil penelitian sejenis lainnya); Kesimpulan, (berisi hasil penelitian dengan jelas dan terukur); Pernyataan Terima Kasih ditujukan kepada pemberi dana penelitian (kalau ada); dan Daftar Pustaka. Untuk naskah bukan hasil penelitian, tanpa memakai metode penelitian.
2.1.1. Penulisan Daftar Pustaka
Terdiri dari Nama dan huruf pertama nama keluarga penulis, tahun, judul tulisan; kemudian untuk Jurnal diikuti dengan nama jurnal (dengan singkat yang umum dipakai), tahun, volume dan halaman; sedangkan untuk  Buku  diikuti nama penerbit dan nama kota. Contoh penulisan sebagai berikut:

·    Shingley, JE., & C. R. Mischke, 1989, Mechanical Engineering, 5” Edition, McGraw Hill Book Company, New York. (Buku)
·    Kingsbury, A., 1950, Development of the Kingsbury Bearning, Mech Eng, Vol. 72, pp 957-962 (Jurnal)
·    Raimondi, A.A., J.Body, H.N. Kaufman, 1968, Analysis and Design of Sliding Bearning, Chapter 5, Standard Handbook of Luorication Engineering, (Handbook)
·    Rippel H.C., & D.D. Fuler, 1968, Advantages Offered by Hydrostatic Beraning in Machine Tool Application, In ASME 1968 Design Engineering Conference, Chicago, II, April 22 – 25 (Makalah/Paper)
·    Lutoni, T.L, 2004, Ektraksi Minyak CNSI dari Kulit Biji Mete, CTID Press Release, http://www.CTID.Org.minyak.htm (Situs Internet)
2.2. Kutipan, Tabel, dan Gambar
Bagian naskah yang merupakan kutipan dari penulis tertentu, harus dibubuhkan tahun publikasi. Tabel/grafik/gambar/foto tercetak (tidak boleh tempelan), diberi nomor menurut urutan dalam naskah; keterangan harus jelas dan ditempatkan di bawah grafik/gambar/foto, sedangkan untuk tabel ditempatkan di atas.
3. Penutup

Naskah yang diterima redaksi diseleksi dalam 2 tahap, administrasi dan substansi; dengan hasil berupa: ditolak, diterima dengan perubahan, diterima dengan tanpa perubahan. Naskah yang telah dimuat di Jurnal Pendidikan Fisika tidak diperkenankan diterbitkan dalam jurnal/majalah lain. Redaksi tidak bertanggungjawab bila terjadi pelanggaran hak cipta atas naskah yang diterbitkan

Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)


Pembelajaran kontekstual adalah terjemahan dari istilah Contextual Teaching Learning (CTL). Katacontextual berasal dari kata contex yang berarti “hubungan, konteks, suasana, atau keadaan”. Dengan demikian contextual diartikan ”yang berhubungan dengan suasana (konteks). SehinggaContextual Teaching Learning (CTL) dapat diartikan sebagi suatu pembelajaran yang berhubungan dengan suasana tertentu.
Pembelajaran kontekstual didasarkan pada hasil penelitian John Dewey (1916) yang menyimpulkan bahwa siswa akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan dengan kegiatan atau peristiwa yang terjadi disekelilingnya.
Pengajaran  kontekstual sendiri pertama kali dikembangkan di  Amerika Serikat yang diawali dengan dibentuknya Washington State Consortum for Contextualoleh Departemen Pendidikan Amerika Serikat. Antara tahun 1997 sampai tahun 2001 sudah diselenggarakan tujuh proyek besar yang bertujuan untuk mengembangkan, menguji, serta melihat efektifitas penyelenggaraan pengajaran matematika secara kontekstual. Proyek tersebut melibatkan 11 perguruan tinggi, dan 18 sekolah dengan mengikutsertakan 85 orang guru dan profesor serta 75 orang guru yang sudah diberikan pembekalan sebelumnya.
Penyelenggaraan program ini berhasil dengan sangat baik untuk level perguruan tinggi sehingga hasilnya direkomendasikan  untuk  segera disebarluaskan pelaksanaannya. Untuk tingkat sekolah, pelaksanaan dari  program ini memperlihatkan suatu hasil yang signifikan, yakni meningkatkan ketertarikan siswa untuk belajar, dan meningkatkan  partisipasi aktif siswa secara keseluruhan.
Pembelajaran kontekstual berbeda dengan pembelajaran konvensional, Departemen Pendidikan Nasional (2002:5) mengemukakan perbedaan antara pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) dengan pembelajaran konvensional sebagai berikut:
CTLKonvensional
Pemilihan informasi kebutuhan individu siswa;Pemilihan informasi ditentukan oleh guru;
Cenderung mengintegrasikan  beberapa bidang (disiplin);Cenderung terfokus pada satu bidang (disiplin) tertentu;
Selalu mengkaitkan informasi dengan pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa;Memberikan tumpukan informasi kepada siswa sampai pada saatnya diperlukan;
Menerapkan penilaian autentik melalui melalui penerapan praktis dalam pemecahan masalah;Penilaian hasil belajar hanya melalui kegiatan akademik berupa ujian/ulang
Karakteristik Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL)
    Pembelajaran kontekstual melibatkan tujuh komponen  utama dari pembelajaran produktif yaitu : konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modelling), refleksi (Reflection) dan penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment) (Depdiknas, 2003:5).
    1. Konstruktivisme (Constructivism)
      Setiap  individu  dapat  membuat  struktur  kognitif  atau mental berdasarkan pengalaman mereka maka setiap individu dapat membentuk konsep atau ide baru, ini dikatakan sebagai konstruktivisme (Ateec, 2000). Fungsi guru disini membantu membentuk konsep tersebut melalui metode penemuan (self-discovery), inquiri dan lain sebagainya, siswa berpartisipasi secara aktif dalam membentuk ide baru.
      Menurut Piaget pendekatan konstruktivisme mengandung empat kegiatan inti, yaitu :
      1)      Mengandung pengalaman nyata (Experience);
      2)      Adanya interaksi sosial (Social interaction);
      3)      Terbentuknya kepekaan terhadap lingkungan (Sense making);
      4)      Lebih memperhatikan pengetahuan awal (Prior Knowledge).
      Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas.
      Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap diambil atau diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Berdasarkan pada pernyataan tersebut, pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima pengetahuan (Depdiknas, 2003:6).
      Sejalan dengan pemikiran Piaget mengenai kontruksi pengetahuan dalam otak. Manusia memiliki struktur pengetahuan dalam otaknya, seperti kotak-kotak yang masing-masing berisi informasi bermakna yang berbeda-beda. Setiap kotak itu akan diisi oleh pengalaman yang dimaknai berbeda-beda oleh setiap individu. Setiap pengalaman baru akan dihubungkan dengan kotak yang  sudah berisi pengalaman lama sehingga dapat dikembangkan. Struktur pengetahuan dalam otak manusia dikembangkan melalui dua cara yaitu asimilasi dan akomodasi.
      2. Bertanya (Questioning)
        Bertanya  merupakan  strategi  utama  dalam  pembelajaran kontekstual. Kegiatan bertanya digunakan oleh guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa sedangkan bagi siswa kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiry.  Dalam  sebuah  pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk :
        1)      Menggali informasi, baik administratif maupun akademis;
        2)      Mengecek pengetahuan awal siswa dan pemahaman siswa;
        3)      Membangkitkan respon kepada siswa;
        4)      Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa;
        5)      Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru;
        6)      Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa;
        7)      Menyegarkan kembali pengetahuan siswa.
        3. Menemukan (Inquiry)
          Menemukan  merupakan  bagian  inti  dari  pembelajaran  berbasis CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri (Depdiknas, 2003). Menemukan atau inkuiri dapat diartikan juga sebagai proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Secara umum proses inkuiri dapat dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu :
          1)      Merumuskan masalah ;
          2)      Mengajukan hipotesis;
          3)      Mengumpulkan data;
          4)      Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan;
          5)      Membuat kesimpulan.
          Melalui proses berpikir yang sistematis, diharapkan  siswa  memiliki sikap ilmiah, rasional, dan logis untuk pembentukan kreativitas siswa.
          4. Masyarakat belajar (Learning Community)
            Konsep  Learning Community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar itu diperoleh dari sharing antarsiswa, antarkelompok, dan antar yang sudah tahu dengan yang belum tahu tentang suatu materi. Setiap elemen masyarakat dapat juga berperan disini dengan berbagi pengalaman (Depdiknas, 2003).
            5. Pemodelan (Modeling)
              Pemodelan dalam pembelajaran kontekstual merupakan sebuah keterampilan atau pengetahuan tertentu dan menggunakan model yang bisa ditiru. Model itu bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu atau guru memberi contoh cara mengerjakan sesuau. Dalam arti  guru memberi model tentang “bagaimana cara belajar”. Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukanlah satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa.
              Menurut Bandura dan Walters, tingkah laku siswa baru dikuasai atau dipelajari mula-mula dengan mengamati dan meniru suatu model. Model yang dapat diamati atau ditiru siswa digolongkan menjadi :
              1. Kehidupan yang nyata (real life), misalnya orang tua, guru, atau orang lain.;
              2. Simbolik (symbolic), model yang dipresentasikan secara lisan, tertulis atau dalam bentuk gambar ;
              3. Representasi (representation), model yang dipresentasikan dengan menggunakan alat-alat audiovisual, misalnya televisi dan radio.
              6. Refleksi (Reflection)
                Refleksi merupakan cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apa yang sudah kita lakukan di masa lalu. Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang baru. Struktur pengetahun yang baru ini merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya.  Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahun yang baru diterima (Depdiknas, 2003).
                Pada kegiatan pembelajaran, refleksi dilakukan oleh seorang guru pada akhir pembelajaran. Guru menyisakan waktu sejenak agar siswa dapat melakukan refleksi yang realisasinya dapat berupa :
                1. Pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperoleh  pada pembelajaran yang baru saja dilakukan.;
                2. Catatan atau jurnal di buku siswa;
                3. Kesan dan saran mengenai pembelajaran yang telah dilakukan.
                7. Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment)
                Penilaian autentik merupakan proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa agar guru dapat memastikan apakah siswa telah mengalami proses belajar yang benar. Penilaian autentik menekankan pada proses pembelajaran sehingga data yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran.
                Karakteristik authentic assessment menurut Depdiknas (2003) di antaranya: dilaksanakan selama dan sesudah proses belajar berlangsung, bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif, yang  diukur keterampilan dan sikap dalam belajar bukan mengingat fakta, berkesinambungan, terintegrasi, dan dapat digunakan sebagai feedbackAuthentic assessment biasanya berupa kegiatan yang dilaporkan, PR, kuis, karya siswa, prestasi atau penampilan siswa, demonstrasi, laporan, jurnal, hasil tes tulis dan karya tulis.
                DAFTAR PUSTAKA
                Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Pendekatan Kontekstual. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
                Nurhadi. 2003. Pendekatan Kontekstual. Jakarta : Departemen Pendidikan             Nasional.

                Kamis, 19 Juni 2014

                Pendidikan Fisika UIN Alauddin Makassar Terakreditasi B Juni 2014




                Berdasarkan Surat Edaran SK Ban-PT bahwa akreditasi Prodi Pendidikan Fisika UIN Alauddin Makassar Juni 2014 mengalami peningkatan dari akreditasi C menuju Akreditasi B. Hal ini di sambut hangat pihak civitas akademik prodi maupun mahasiswa dalam hal peningkatan kualitas Program pendidikan Fisika.